Walaupun tidak terlalu terdengar, ternyata penyakit kusta masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, bahkan pada tahun 2010 Indonesia berada di urutan nomor 3 di dunia sebagai penyandang penyakit kusta terbanyak setelah India dan Brazil, dengan jumlah kasus baru sebanyak 17.012, prevalensi 19.785, dan jumlah kecacatan tingkat 2 di antara penderita baru sebanyak 1822 orang (10.71%).
Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus Hansen, adalah sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Pada penderita kusta, kecacatan terjadi sebelum pengobatan, saat pengobatan, dan setelah pengobatan, risiko cacat tersebut menurun secara bertahap setelah tiga tahun berikutnya. Selain itu, kecacatan dapat terjadi akibat reaksi atau sebagai dampak lanjutan dari kecacatan permanen yang tidak di rawat dengan baik.
Penemuan kasus kusta baru menemui hambatan karena adanya penolakan yang dilakukan tidak saja oleh masyarakat tetapi juga oleh petugas kesehatan. Penolakan ini juga menghambat pengobatan serta penanganan medis yang dibutuhkan oleh penderita maupun orang yang pernah mengalami kusta. Karena itulah, dibutuhkan komitmen kuat dari tenaga medis dalam menangani penyakit kusta secara medik maupun dalam memberikan informasi dan edukasi penyakit kusta kepada masyarakat
Meskipun cara penularannya yang pasti belum diketahui dengan jelas, penularan di dalam rumah tangga dan kontak/hubungan dekat dalam waktu yang lama tampaknya sangat berperan dalam penularan kusta.
Cara-cara penularan penyakit kusta sampai saat ini masih merupakan tanda tanya. Yang diketahui hanya pintu keluar kuman kusta dari tubuh penderita, yakni selaput lendir hidung. Tetapi pada umumnya penularan penyakit kusta sebagai berikut:
Tanda-tanda seseorang menderita penyakit kusta antara lain, kulit mengalami bercak putih, merah, ada bagian tubuh tidak berkeringat, rasa kesemutan pada anggota badan atau bagian raut muka, dan mati rasa karena kerusakan saraf tepi. Gejalanya memang tidak selalu tampak. Justru sebaiknya waspada jika ada anggota keluarga yang menderita luka tak kunjung sembuh dalam jangka waktu lama. Juga bila luka ditekan dengan jari tidak terasa sakit.
Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem imun. Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.
Ada 2 tipe penyakit kusta, tipe Pausi Bacillary atau disebut juga kusta kering yaitu jika ada bercak keputihan seperti panu dan mati rasa atau kurang merasa, permukaan bercak kering dan kasar serta tidak berkeringat, tidak tumbuh rambut/bulu, bercak pada kulit antara 1-5 tempat. Ada kerusakan saraf tepi pada satu tempat, hasil pemeriksaan bakteriologis negatif (-), tipe kusta ini tidak menular.
Yang kedua, kusta tipe Multi Bacillary atau disebut juga kusta basah yaitu jika bercak putih kemerahan yang tersebar satu-satu atau merata diseluruh kulit badan, terjadi penebalan, dan pembengkakan pada bercak, bercak pada kulit lebih dari 5 tempat, kerusakan banyak saraf tepi dan hasil pemeriksaan bakteriologi positif (+). Tipe seperti ini sangat mudah menular.
Tanda-tanda penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat atau tipe dari penyakit tersebut. Secara umum, tanda-tanda penyakit kusta adalah :
Hingga saat ini belum ada vaksinasi untuk mencegah penyakit kusta. Faktor pengobatan merupakan faktor penting agar kusta dapat disembuhkan dan untuk pencegahan agar tidak terjadi penularan.
Pengobatan kepada penderita kusta merupakan salah satu cara pemutusan mata rantai penularan. Kuman kusta diluar tubuh manusia dapat hidup 24-48 jam sampai 7 hari, ini tergantung dari suhu dan cuaca diluar tubuh manusia tersebut. Makin panas cuaca makin cepat kuman kusta mati. Dalam hal ini sangat penting untuk mengusahakan agar sinar matahari masuk ke dalam rumah dan menghindari adanya tempat-tempat yang lembab.
Beberapa hal penting tentang penyakit kusta ini adalah:
Penanggulangan penyakit kusta telah banyak dilakukan dimana-mana dengan maksud mengembalikan penderita kusta menjadi manusia yang berguna, mandiri, produktif dan percaya diri. Metode penanggulangan ini terdiri dari metode rehabilitasi yang terdiri dari rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, rehabilitasi karya dan metode pemasyarakatan yang merupakan tujuan akhir dari rehabilitasi, dimana penderita dan masyarakat membaur sehingga tidak ada kelompok tersendiri. Ketiga metode tersebut merupakan suatu sistem yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Di Indonesia, upaya yang dilakukan untuk pemberantasan penyakit kusta melalui :
© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Admin
Keluhan, Kritik dan Saran
Keluhan, Kritik dan Saran (Senin-Jum'at: 08.00-16.00 WIB) Diluar jam mohon maaf bila lambat merespon..
07:00Informasi
Medical Check Up
Info dan Pendaftaran Medical Check Up.
07:00Pendaftaran Rawat Jalan
Khusus Pasien BPJS
Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Khusus Pasien BPJS (booking maksimal H-1. Baca syarat dan ketentuan.
07:00Pendaftaran Rawat Jalan
Pribadi, Asuransi, dan Perusahaan
Pasien Rawat Jalan dengan Jaminan Pribadi, Asuransi, dan Perusahaan.
07:00