• UGD 24/7
  • Jl. Cempaka Putih Tengah I/1
  • +6221 4280 1567 & +6221 4250451
  • Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
You are here:RSIJCP/Pusat Informasi/Artikel/Hari Hipertensi Sedunia 2011

Hari Hipertensi Sedunia 2011

Sabtu, 14 Mei 2011 07:00 WIB
7588

Peningkatan tekanan darah atau yang dikenal dengan istilah hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan global di seluruh dunia. Setiap tahun, 7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat hipertensi. Pada tahun 2000 hampir 1 miliar penduduk dunia menderita hipertensi. Jumlah ini diperkirakan akan melonjak menjadi 1,5 miliar pada 2025. Dua pertiga penderita hipertensi hidup di negara miskin dan berkembang. Prevalensi hipertensi di Indonesia 31,7 persen. Artinya, hampir 1 dari 3 penduduk usia 18 tahun ke atas menderita hipertensi. Masalah yang ditimbulkan oleh hipertensi tidak hanya kematian tetapi biaya-biaya yang harus dikeluarkan sejak penyakit ini pertama kali terdeteksi.

Sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan keluhan apa pun. Hal inilah yang membuat banyak penderita mengabaikan lonjakan tekanan darah, padahal hipertensi bukan sekadar peninggian tekanan darah, tetapi juga faktor risiko utama gangguan fungsi berbagai organ tubuh seperti otak, ginjal, dan jantung. Semakin tinggi tekanan darah, maka risiko kerusakan organ-organ tubuh semakin melonjak. Memang yang menjadi penyebab hipertensi belum diketahui. Berbagai faktor terkait dengan genetik dan pola hidup, seperti aktivitas fisik yang kurang, asupan makanan asin dan kaya lemak, serta kebiasaan merokok dan minum alkohol berperan dalam hal ini.

Tekanan darah selalu disebutkan dengan dua bilangan, misalnya 120/80. Angka 120 adalah tekanan sistolik, yaitu tekanan maksimal pembuluh darah saat jantung berkontraksi. Angka 80 adalah tekanan diastolik, yaitu tekanan darah minimal seusai jantung berkontraksi. Tekanan darah diukur dengan 1 mmHg. Saat ini konsensus para ahli hipertensi menyebutkan, tekanan darah dipandang normal jika berada pada kisaran di bawah 120/80 mmHg. Seseorang dianggap menderita hipertensi bila tekanan darah 140/90 mmHg ke atas.

Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan mengganggu fungsi endotel, sel-sel pelapis dinding dalam pembuluh darah. Disfungsi endotel mengawali proses pembentukan plak/kerak yang dapat mempersempit pembuluh koroner, pembuluh yang menjadi jalur nutrisi dan energi bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat penting bagi kehidupan sel jantung terganggu. Pada keadaan tertentu, peninggian tekanan darah dapat meretakkan plak koroner, sehingga aliran darah tersumbat dan menyebabkan serangan jantung.

Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Risiko penyakit jantung menjadi berlipat ganda apabila penderita tekanan darah tinggi juga menderita diabetes, hiperkolesterol, dan merokok.

Tidak hanya pembuluh koroner jantung yang terkena dampak hipertensi, tetapi juga otot jantung. Tekanan darah yang terus tinggi akan membebani otot bilik kiri jantung yang berfungsi sebagai pompa utama darah. Otot bilik kiri akan menebal sebagai kompensasi untuk mengatasi beban tekanan darah. Bila peninggian tekanan tak kunjung diatasi, fungsi pompa jantung akan menurun. Fungsi jantung yang lemah akibat hipertensi merupakan kondisi yang tak bisa dipulihkan. Obat-obatan hanya mampu mencegah progresivitas penurunan fungsi jantung itu.

Masalah kesehatan lain yang dapat disebabkan oleh hipertensi adalah gangguan irama jantung/aritmia. Yang paling sering adalah atrial fibrillation, yaitu jenis irama jantung yang membuat serambi jantung bergetar tidak beraturan. Gangguan irama ini dapat memicu timbulnya gumpalan darah di dalam ruang-ruang jantung. Bila gumpalan darah terlepas, dapat menyumbat pembuluh darah otak dan mengakibatkan stroke.

Bila sudah pasti menderita hipertensi, salah satu hal yang harus rutin dilakukan adalah mengkonsumsi obat anti hipertensi. Obat anti hipertensi yang baik tidak selalu mahal. Apalagi ada obat generik dengan harga relatif terjangkau. Karena hipertensi biasanya disertai faktor-faktor risiko lain, seperti hiperkolesterol dan diabetes, maka pengobatan faktor risiko penyerta perlu dilakukan. Yang tidak kalah penting juga adalah melakukan pola hidup sehat, antara lain makan makanan yang rendah lemak, rendah garam, tinggi serat, berolahraga teratur, dan berhenti merokok, semua ini dilakukan agar obat anti hipertensi dapat bekerja secara efektif.

Tagged under

Terakreditasi Nomor: LARSI/SERTIFIKAT/096/02/2023

Lulus Tingkat Paripurna      

Bekerja Sebagai Ibadah Ihsan Dalam Pelayanan

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

  • Jl. Cempaka Putih Tengah I/1, Jakarta Pusat, Indonesia 10510
  • +6221 4280 1567
  • +6221 425 0451
  • rsijpusat@rsi.co.id

Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Khusus BPJS

Pendaftaran Rawat Jalan Pasien Umum, Jaminan Perusahaan & Asuransi

© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih