Osteoporosis adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi tipis dan keropos, merupakan penyakit tulang metabolik yang terjadi akibat kombinasi dari meningkatnya resorpsi (proses osteoklastik) dan menurunnya deposisi matriks (proses osteoblastik) tulang, sehingga menimbulkan penurunan kepadatan massa tulang tubuh.
Meskipun tulang yang osteoporosis menjadi tipis dan keropos, proses kalsifikasinya berlangsung normal dan gambaran mikroskopiknya juga tidak menunjukkan kelainan. Hal ini yang menyebabkan pasien dengan osteoporosis tidak mengetahui jika dia telah mengalami osteoporosis, terkadang pasien mengetahui ketika telah terjadi patah tulang, karena pasien dengan osteoporosis lebih mudah mengalami patah tulang, meskipun dengan trauma yang ringan.
Gambar 1. Perbandinagn tulang normal dan tulang osteopororis
Osteoporosis merupakan penyakit tulang metabolik yang sering terjadi. Seseorang yang telah berusia lebih dari 50 tahun, 1 dari 4 wanita menderita osteoporosis, 1 dari 8 pria menderita osteoporosis. Selain itu wanita postmemopouse, orang dengan diet rendah kalsium, gangguan makan, merokok, konsumsi alcohol kafeid dan orang yang kurang olahraga rentan untuk terjadi osteoporosis.
Secara umum osteoporosis dibagi menjadi 3 jenis, diantaranya adalah sebagai berikut :
Osteoporosis hormonal dapat terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal. Terjadi keadaan di mana hormon katabolik relatif lebih tinggi dibandingkan hormon anabolik. Biasanya kita dapatkan pada seseorang dengan hiperparatiroid, hiperptuitarism, hipertiroid dan hiperadrenokortison
Disuse osteoporosis dapat terjadi akibat kurangnya aktifitas tubuh, misalnya karena kondisi tertentu harus berbaring lama atau tidak dapat melakukan gerakan yang adekuat. Penurunan deposisi tulang nantinya akan diperberat oleh peningkatan resorpsi tulang.
Osteoporosis ini merupakan dua macam osteoporosis yang digolongkan bersama karena keduanya memiliki banyak kemiripan. Wanita mengalami osteoporosis sejak menopause (postmenopausal). Setelah usia 65 tahun, wanita dan pria memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita osteoporosis (senilis). Biasanya diperburuk dengan disuse osteoporosis dan intake kalsium yang inadekuat.
Tulang terdiri dari bagian trabekular dan kortikal, tulang trabekular memiliki permukaan yang lenih luas daripada tulang kortikal, oleh karena itu proses osteoporosis lebih banyak mempengaruhi tulang trabekular yang nantinya menjadi semakin tipis dan keropos. Proses osteoporosis terjadi paling menonjol pada tulang vertebra dan metafisis tulang panjang, karena tulang trabekular paling banyak terdapat di kedua tempat tersebut. Tulang kortikal perlahan juga menjadi semakin tipis dan keropos, sehingga tulang sebagai penyangga tubuh menjadi rapuh dan rentan terjadi fraktur patologis (baik mikrofraktur ataupun fraktur yang nyata).
Gambar 2. Bagian tulang yang sering mengalami patah tulang pada pasien osteoporosis
Untuk mengetahui seseorang menderita osteoporosis dapat diketahui pertama dari gejala yang dialamai oleh seseorang, antara lain nyeri punggung kronik dan intermiten, juga bisa disertai nyeri pada tulang lainnya, berkurangnya tinggi badan saat berdiri atau duduk, dan penurunan performa fisik. Pasien tampak lemah, bentuk badan cenderung bongkok serta terkadang tulang menjadi mudah patah.
Gambar 3. Perubahan bentuk tubuh akibat osteoporosis
Untuk pemeriksaan lebih lanjut dokter anda akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kepadatan massa tulang dengan dilakukan pemeriksaan dual energy X Ray absorptiometry (DXA) dan densitometri. Bila hasilnya menunjukan T score < -2.5 SD hal ini menunjukan anda mengalami osteoporosis, normalnya T score > -1 SD, namun bila hasil T score anda antara -1 s/d -2.5 SD tandanya kepadatan massa tulang anda sudah menurun yang biasa disebut dengan osteopenia. Untuk anda yang memiliki resiko tinggi untuk terjadi osteoporosis seperti yang disebutkan dia atas perlu untuk dilakukan screening dengan pemeriksaan DXA ini, sehingga deteksi dini dan pencegahan terjadinya patah tulang akibat osteoporosis dapat anda hindari.
Gambar 4. Gambar hasil pemeriksaan kepadatan massa tulang
Bagaimanakah kiat atau tips agar seseorang terhindar atau mengurangi resiko terkena osteoporosis? Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut. Perubahan pola hidup berupa tetap aktif bergerak dengan olahraga teratur, hindari alkohol dan rokok, hindari juga konsumsi berlebihan makanan dan makanan yang dapat meningkatkan pengeluaran kalsium berupa zat gizi yang mengandung garam, protein dan kafein. Disamping itu penting untuk mengonsumsi makanan yang cukup akan kandungan Kalsium dan vitamin D. Makanan yang termasuk sumber kalsium adalah susu dan olahannya, ikan, udang, kerrang, kepiting, kacang-kacangan dan sayuran hijau. Kebutuhan kalsium pada sesorang yang berusia diantara 19 s/d 50 tahun adalah 1000mg/hari sedangkan untuk seseorang dengan usia di atas 50 tahun kebutuhan kalsium adalah 1200mg/hari. Terkadang yang menjadi masalah adalah pada orang tua asupan kalsium sudah mulai berkurang karena banyak makanan yang harus dikurangi sehingga untuk mengatasi masalah ini perlu asupan suplemen kalsium yang harus dikonsumsi. Selain kalsium zat yang di perlukan untuk mencegah terjadinya osteoporosis adalah vitamin D. vitamin D ini adalah kunci yang membuka pintu dan membiarkan kalsium untuk masuk kedalam tubuh. Sumber dari vitamin D ini adalah sinar matahari, susu, mentega, kuning telur, hati, dan minyak hati ikan.
Osteoporosis terkadang tidak dapat dihindari, namun kejadian patah tulang akibat osteoporosis harus dapat dihindari. Perlu bagi seseoarang yang telah berusia tua untuk memeriksakan diri ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan kepadatan massa tulang sehingga dapat mengetahui kondisi dari tulangnya apakah terjadi osteoporosis atau baru terjadi penurunan kepadatan massa tulang. Demikian informasi seputar osteoporosis semoga bermanfaat.
Author : dr. Prima Enky Merthana, SpOT
Sumber :
© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Admin
Keluhan, Kritik dan Saran
Keluhan, Kritik dan Saran (Senin-Jum'at: 08.00-16.00 WIB) Diluar jam mohon maaf bila lambat merespon..
07:00Informasi
Medical Check Up
Info dan Pendaftaran Medical Check Up.
07:00Pendaftaran Rawat Jalan
Khusus Pasien BPJS
Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Khusus Pasien BPJS (booking maksimal H-1. Baca syarat dan ketentuan.
07:00Pendaftaran Rawat Jalan
Pribadi, Asuransi, dan Perusahaan
Pasien Rawat Jalan dengan Jaminan Pribadi, Asuransi, dan Perusahaan.
07:00