Sering kita mendengar bahwa wanita hamil dan menyusui adalah wanita yang istimewa, karena memang tidak semua wanita bisa mengalaminya. Karena istimewa lah maka ada berbagai perlakuan berbeda pada wanita hamil dan menyusui.
Berikut beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh wanita hamil dan menyusui agar bayi yang lahir dan dibesarkannya bisa menjadi anak yang memiliki kesehatan yang prima.
Jika Anda termasuk seseorang yang mempunyai kebiasaan malas minum air putih, baik karena takut harus buang air kecil atau memang tidak terbiasa, maka kebiasaan tersebut harus segera dirubah. Seseorang yang sedikit mengkonsumsi air putih sangat mungkin terserang dehidrasi berat yang akan berefek pada kondisi kesehatannya. Karena adanya penurunan volume dan aliran urine, kurangnya frekuensi berkemih, juga adanya gangguan fungsi ginjal, efek yang paling sering muncul adalah konstipasi, batu pada saluran kemih, infeksi saluran kemih.
Air merupakan zat gizi esensial untuk hidup sehat dan aktif. Dalam sehari, tubuh seorang yang sehat membutuhkan air minimal 2 liter untuk mengatur proses kehidupan. Air berfungsi sebagai zat pembangun, sebagai pelarut, sebagai pengangkut zat gizi, dan zat buangan, pengatur suhu tubuh, sebagai pelumas, dan penahan guncangan. Dengan alasan tersebut, dapat dipastikan akan adanya berbagai gangguan kesehatan yang terjadi bila tubuh kekurangan cairan. Dehidrasi atau kekurangan cairan akan mengganggu metabolisme tubuh.
Dalam setiap aktivitas yang kita lakukan akan menyebabkan keluarnya cairan dari dalam tubuh. Cairan tubuh keluar melalui urine, keringat, uap pernafasan, ludah, dan tinja, hingga hidrasi terus-menerus sangat diperlukan untuk mencegah kekurangan cairan. Sebuah penelitian membuktikan bahwa kekurangan air tubuh sekitar 1 % berat badan atau sekitar 2 gelas bagi remaja dan orang dewasa akan menimbulkan gangguan mood, bibir kering, sakit kepala, dan suhu tubuh meningkat. Untuk kondisi yang lebih lanjut, dehidrasi dapat menurunkan konsentrasi berfikir, menurunkan stamina, serta gangguan kesehatan lain.
Selain jumlah cairan yang dikonsumsi dalam sehari perlu juga diperhatikan kualitas dan jenis cairannya. Sampai saat ini, air putih sudah terbukti lebih baik dikonsumsi dibanding air berwarna apalagi bersoda. Air bersoda bahkan akan membuat tubuh mengeluarkan cairan lebih banyak melalui berkemih sehingga tubuh akan lebih banyak lagi kehilangan cairan. Perhatikan juga untuk memilih air yang sudah matang yang dimasak dari sumber air yang sudah diyakini kebersihannya.
Walaupun tidak terlalu terdengar, ternyata penyakit kusta masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, bahkan pada tahun 2010 Indonesia berada di urutan nomor 3 di dunia sebagai penyandang penyakit kusta terbanyak setelah India dan Brazil, dengan jumlah kasus baru sebanyak 17.012, prevalensi 19.785, dan jumlah kecacatan tingkat 2 di antara penderita baru sebanyak 1822 orang (10.71%).
Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus Hansen, adalah sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Pada penderita kusta, kecacatan terjadi sebelum pengobatan, saat pengobatan, dan setelah pengobatan, risiko cacat tersebut menurun secara bertahap setelah tiga tahun berikutnya. Selain itu, kecacatan dapat terjadi akibat reaksi atau sebagai dampak lanjutan dari kecacatan permanen yang tidak di rawat dengan baik.
Penemuan kasus kusta baru menemui hambatan karena adanya penolakan yang dilakukan tidak saja oleh masyarakat tetapi juga oleh petugas kesehatan. Penolakan ini juga menghambat pengobatan serta penanganan medis yang dibutuhkan oleh penderita maupun orang yang pernah mengalami kusta. Karena itulah, dibutuhkan komitmen kuat dari tenaga medis dalam menangani penyakit kusta secara medik maupun dalam memberikan informasi dan edukasi penyakit kusta kepada masyarakat
Meskipun cara penularannya yang pasti belum diketahui dengan jelas, penularan di dalam rumah tangga dan kontak/hubungan dekat dalam waktu yang lama tampaknya sangat berperan dalam penularan kusta.
Cara-cara penularan penyakit kusta sampai saat ini masih merupakan tanda tanya. Yang diketahui hanya pintu keluar kuman kusta dari tubuh penderita, yakni selaput lendir hidung. Tetapi pada umumnya penularan penyakit kusta sebagai berikut:
Tanda-tanda seseorang menderita penyakit kusta antara lain, kulit mengalami bercak putih, merah, ada bagian tubuh tidak berkeringat, rasa kesemutan pada anggota badan atau bagian raut muka, dan mati rasa karena kerusakan saraf tepi. Gejalanya memang tidak selalu tampak. Justru sebaiknya waspada jika ada anggota keluarga yang menderita luka tak kunjung sembuh dalam jangka waktu lama. Juga bila luka ditekan dengan jari tidak terasa sakit.
Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem imun. Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.
Ada 2 tipe penyakit kusta, tipe Pausi Bacillary atau disebut juga kusta kering yaitu jika ada bercak keputihan seperti panu dan mati rasa atau kurang merasa, permukaan bercak kering dan kasar serta tidak berkeringat, tidak tumbuh rambut/bulu, bercak pada kulit antara 1-5 tempat. Ada kerusakan saraf tepi pada satu tempat, hasil pemeriksaan bakteriologis negatif (-), tipe kusta ini tidak menular.
Yang kedua, kusta tipe Multi Bacillary atau disebut juga kusta basah yaitu jika bercak putih kemerahan yang tersebar satu-satu atau merata diseluruh kulit badan, terjadi penebalan, dan pembengkakan pada bercak, bercak pada kulit lebih dari 5 tempat, kerusakan banyak saraf tepi dan hasil pemeriksaan bakteriologi positif (+). Tipe seperti ini sangat mudah menular.
Tanda-tanda penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat atau tipe dari penyakit tersebut. Secara umum, tanda-tanda penyakit kusta adalah :
Hingga saat ini belum ada vaksinasi untuk mencegah penyakit kusta. Faktor pengobatan merupakan faktor penting agar kusta dapat disembuhkan dan untuk pencegahan agar tidak terjadi penularan.
Pengobatan kepada penderita kusta merupakan salah satu cara pemutusan mata rantai penularan. Kuman kusta diluar tubuh manusia dapat hidup 24-48 jam sampai 7 hari, ini tergantung dari suhu dan cuaca diluar tubuh manusia tersebut. Makin panas cuaca makin cepat kuman kusta mati. Dalam hal ini sangat penting untuk mengusahakan agar sinar matahari masuk ke dalam rumah dan menghindari adanya tempat-tempat yang lembab.
Beberapa hal penting tentang penyakit kusta ini adalah:
Penanggulangan penyakit kusta telah banyak dilakukan dimana-mana dengan maksud mengembalikan penderita kusta menjadi manusia yang berguna, mandiri, produktif dan percaya diri. Metode penanggulangan ini terdiri dari metode rehabilitasi yang terdiri dari rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, rehabilitasi karya dan metode pemasyarakatan yang merupakan tujuan akhir dari rehabilitasi, dimana penderita dan masyarakat membaur sehingga tidak ada kelompok tersendiri. Ketiga metode tersebut merupakan suatu sistem yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Di Indonesia, upaya yang dilakukan untuk pemberantasan penyakit kusta melalui :
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan metabolisme janin dan kesehatan janin selanjutnya adalah faktor nutrisi ibu sejak konsepsi, karena itu Ibu hamil diminta untuk selalu mengkonsumsi nutrisi yang seimbang pada masa kehamilannya, termasuk juga memenuhi kebutuhan zat besi, asam folat, kalsium dan zink.
Sebagai contoh, kebutuhan kalori wanita dengan berat badan 58 kg maka membutuhkan asupan nutrisi sebanyak ± 2300 kcal per hari; dalam masa kehamilan kebutuhan ini bertambah 300 kcal perhari, kemudian saat menyusui ditambah 500 kcal perhari. Penambahan jumlah kalori ini harus tetap mempertimbangkan hal-hal sesuai gambar berikut:
Seorang ibu hamildisarankan mengalami peningkatan berat badan sekitar 11.5 – 16 kg pada kehamilan tunggal. Wanita hamil yang kenaikan berat badannya selama kehamilan sangat besar, memiliki resiko melahirkan janin makrosomik ; wanita hamil yang berat badannya kurang atau kenaikan berat badannya selama kehamilan sangat kurang, memiliki resiko untuk melahirkan janin SGA (small-for-gestational age) atau berat badan bayi lahir rendah .
Komponen berat badan ibu :
Janin = 3500 gram
Plasenta-cairan amnion dan uterus = 650 – 900 gram
Cairan interstisiil dan darah = masing-masing sebesar 1200 – 1800 gram
Payudara = 400 gram
Lemak ibu = 1640 gram
A. Protein
Kebutuhan protein pada paruh kedua kehamilan 1 gram/Kg + 20 gram perhari ( total kebutuhan perhari ± 80 gram )
Protein terutama diperlukan untuk pertumbuhan janin
B. Kalsium
Asupan kalsium pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan masa laktasi ditambah sebesar 1.5 gram perhari. Kekurangan kalsium akan menyebabkan demineralisasi tulang ibu yang selanjutnya akan berpengaruh juga pada pertumbuhan tulang dan gigi bayi
C. Zat besi
Pada wanita hamil dan laktasi disarankan penambahan asupan zat besi sebesar 30 – 60 mg perhari. Selama kehamilan, diperkirakan 300 – 500 mg zat besi yang diberikan pada janin.
D. Vitamin & Mineral
Preparat vitamin dan mineral yang dikonsumsi selama hamil bukan sebagai pengganti asupan makanan yang normal. Jadi tetap utamakan untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan segar
Pada pasien vegetarian dan penderita anemia megaloblastik diperlukan suplemen Vitamin B12.
Diet rendah garam
Makanan yang mengandung sedikit natrium tidak membahayakan kehamilan. Diet rendah garam merupakan hal yang harus dihindari oleh karena dapat membahayakan ibu hamil.
Tidak ada bukti bahwa kenaikan berat badan yang terlalu cepat pada preeklampsia dapat dikendalikan dengan diet rendah garam.
Ubah pola makan :
Berjalan kaki
berjalan kaki setiap hari minimal 30 menit. Akan lebih baik jika saat berjalan juga membawa sedikit beban seperti dumbell. Berjalan kaki dan olahraga membantu jantung menggunakan oksigen secara efisien, sehingga tidak bekerja keras untuk memompa darah.
Hindari stress
Tidak merokok dan minuman beralkohol
Merokok dan minum alkohol dapat meningkatkan tekanan darah
Jika gemuk, turunkan berat badan
Obesitas dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah
Minum obat secara teratur sesuai anjuran
Di saat seseorang sedang tidak bersemangat melakukan sesuatu lalu kemudian memvonis dirinya sedang mengalami 5 L yaitu lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai, mungkin istilah itu benar adanya, karena memang sedang menggambarkan keadaan nyata yang dimiliki orang tersebut. Tapi tahukan Anda, bahwa istilah tersebut merujuk ke sebuah gejala anemia?. Gejala lain anemia selain 5 L tadi adalah, sering pusing-pusing dan mata sering berkunang-kunang, bagian dalam kelopak mata berwarna pucat, bibir pucat, lidah, dan kulit serta telapak tangan pucat. Tanda yang juga merujuk pada anemia adalah Nafas pendek yang tidak wajar selama olah raga atau pada saat aktifitas agak berat dan detak jantung yang cepat.
Anemia terjadi saat kadar hemoglobin dalam darah rendah. Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin bawaan.
Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur :
Nilai diatas dapat berbeda pada masing masing laboratorium namun tidak akan terlalu jauh dengan nilai diatas. Ada pula laboratorium yang tidak membedakan antara lelaki atau perempuan dewasa dengan lelaki atau perempuan tua.
Gejala anemia memang terkadang dianggap sangat sepele oleh banyak orang, padahal jika gejala ini berlangsung lama akan dapat menimbulkan gangguan pada aktifitas sehari-hari bahkan gangguan kesehatan.
Berikut beberapa akibat anemia berdasarkan pada faktor umur seseorang:
Pada anak-anak:
Pada remaja:
Pada orang dewasa:
Pada ibu hamil :
Untuk mencegah anemia, sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang mencukupi. Makanan berikut mengandung zat besi yang cukup tinggi Hati dan daging, makanan laut, buah-Buahan yang dikeringkan seperti buah aprikot, buah prem dan kismis, kacang-kacangan, buncis, sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, semua jenis padi-padian, dan roti atau sereal yang mengandung zat besi.
Bagi yang sudah terdeteksi anemia, untuk mengatasinya yang penting adalah mencari dulu penyebabnya. Bila penyebabnya telah diobati, penyakit anemia akan sembuh dengan sendirinya. Selain zat besi, konsumsi makanan yang mengandung asam folat dan vitamin B-12. Perhatikan asupan kalsium, kopi dan teh yang berlebihan. Zat-zat ini menghalangi penyerapan zat besi.
Alhamdulillah, Website RSIJCP www.rsi.co.id berdasarkan perengkingan menempati posisi ke-3 terbaik dan terpopuler se Indonesia dan 4197 dunia kategori rumah sakit yang dilansir Januari 2012.
Perengkingan ini dilakukan oleh Webometric yang merupakan lembaga independen yang berkedudukan di Spanyol dengan salah satu tugasnya adalah merengking website institusi seperti universitas, rumah sakit dan lain-lain di dunia.
inilah alamat nya :
http://hospitals.webometrics.info/rank_by_country.asp?country=id
Admin Website (Endang Solihudin) mengucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat diantaranya Yulvi Maheswari (rawat jalan) mbak Utami Sadino (bagian pemasaran)
Salah satu yang menjadi keinginan banyak wanita adalah mengandung, melahirkan dan membesarkan anak. Pada kenyataannya, banyak pasangan yang sangat mengharapkan memiliki keturunan, namun tidak sedikit yang harus menemukan wanita mengalami keguguran berulang atau bayi lahir mati. Penyebab keguguran berulang dan bayi lahir mati sangat banyak, salah satunya ialah ketidakcocokan rhesus antara ibu dan bayinya (rhesus inkompatibilitas).
Di dunia medis dikenal banyak cara untuk penggolongan darah. Namun yang biasanya dipertimbangkan yaitu sistem ABO dan faktor rhesus. Biasanya masyarakat Indonesia cukup akrab dengan sistem ABO, yaitu penggolongan darah yang terdiri dari golongan darah A, B, AB dan O. Tapi mengenai faktor rhesus, masih sedikit sekali masyarakat kita yang mengetahuinya, padahal faktor rhesus merupakan bagian penting dalam darah.
Rhesus, merupakan penggolongan atas ada atau tidak adanya antigen-D. Antigen-D pertama dijumpai pada sejenis kera yaitu Kera Rhesus pada tahun 1937, dari kera inilah sebutan rhesus diambil. Orang yang dalam darahnya mempunyai antigen-D disebut rhesus positif, sedang orang yang dalam darahnya tidak dijumpai antigen-D, disebut rhesus negatif.
Di sekitar kita, kasus kehamilan dengan rhesus negatif ternyata cukup banyak dijumpai. Umumnya ditemukan pada orang asing atau orang yang mempunyai garis keturunan asing seperti Eropa dan Arab, walaupun bukan keturunan langsung. Ada juga orang yang tidak mempunyai riwayat keturunan asing, namun jumlahnya tidak banyak.
Pada masa-masa awal dilakukan transfusi darah, selama masih dalam golongan yang sama, tidak dianggap masalah. Padahal, bila terjadi ketidak cocokan rhesus, dapat terjadi pembekuan darah yang berakibat fatal, yaitu kematian penerima darah. Dengan kemajuan teknologi skrining darah, maka sekarang ketidak cocokan rhesus dalam transfusi hampir bisa dikatakan tidak ada lagi. Orang-orang dengan rhesus negatif mempunyai sejumlah kesulitan karena diseluruh dunia ini, karena relatif lebih sedikit jumlahnya. Pada orang kulit putih, rhesus negatif hanya sekitar 15%, pada orang kulit hitam sekitar 8%, dan pada orang asia bahkan hampir seluruhnya merupakan orang dengan rhesus positif.
Sel pembatas plasenta yang memisahkan sirkulasi darah ibu dan janin memiliki pori yang teramat kecil, sehingga darah tak dapat melaluinya, karena ukuran sel darah yang lebih besar. hal ini mencegah mengalirnya darah ibu ke janin, atau sebaliknya. Namun karena ukuran antibodi yang teramat kecil, antibodi dapat melewati sel pembatas ini dan memasuki sirkulasi darah bayi, dan menjalankan tugasnya.
Ibu dan janin mempunyai sirkulasi darah masing-masing yang terpisah. Aliran darah bertemu dekat dengan plasenta, yang hanya dipisahkan oleh sehelai sel tipis. Hal ini memungkinkan adanya kebocoran kecil darah janin kedalam sirkulasi darah ibu, sehingga darah ibu tercampur sedikit darah janin. Bila seorang wanita dengan rhesus negatif mengandung bayi dengan rhesus positif, berarti darah janin yang mengandung antigen-D, masuk ke dalam darah ibu yang tidak mengandung antigen-D. Karena perbedaan ini, tubuh ibu mengisyaratkan adanya benda asing yang masuk dalam darah. Tubuh ibu kemudian memproduksi antibodi untuk menghancurkan benda asing yang beredar dalam darah tersebut.
Produksi antibodi ini sama seperti produksi antibodi kebanyakan manusia bila ada zat asing dalam tubuh, seperti misalnya produksi antibodi ketika seseorang diimunisasi cacar. Sehingga sekali antibodi tercipta, maka antibodi ini akan ada seumur hidup. Produksi antibodi ini untuk melindungi ibu agar bila zat asing itu muncul kembali, maka tubuh ibu dapat menyerang dan menghancurkanya, untuk keselamatan sang ibu sendiri. Produksi antibodi ini sangat lambat, karena itu masalah ketidak cocokan rhesus sangat jarang dijumpai pada kehamilan pertama, karena antibodi belum terbentuk kecuali pada kasus tertentu. Misalnya ibu sudah mempunyai antibodi akibat dari transfusi darah yang mengandung antigen-D sebelumnya. Kalaupun telah terjadi kebocoran darah janin, maka jumlah antibodi tersebut belum cukup membahayakan janin. Akibat yang sering terjadi karena kebocoran pada kehamilan pertama terhadap bayi adalah bayi menjadi kuning setelah dilahirkan. Pada kehamilan kedua dan berikutnya, bila ibu kembali mengandung bayi dengan rhesus positif, antibodi yang telah terbentuk akan mengenali darah bayi sebagai zat asing. Mereka menjalankan tugasnya dengan menyerang zat tersebut, yang mengakibatkan kerusakan sel darah merah bayi. Hal ini yang sering mengakibatkan keguguran atau kematian janin berulang.
Walaupun tidak selalu ada masalah, akan tetap ada penanganan kehamilan dengan rhesus negatif secara khusus. Seorang wanita dengan rhesus negatif pada pemeriksaan kehamilan pertama akan diperiksa darahnya untuk memastikan jenis rhesus darah dan melihat apakah telah tercipta antibodi. Bila belum tercipta antibodi, maka pada usia kehamilan 28 minggu dan dalam 72 jam setelah persalinan akan diberikan injeksi anti-D (Rho) immunoglobulin, atau biasa juga disebut RhoGam. Bila kehamilan tanpa injeksi mempunyai peluang untuk selamat hanya 5%, Injeksi ini akan mengurangi resiko hingga 1%. Bahkan bila digunakan dengan tepat, bisa mengurangi resiko hingga 0.07% (yang berarti peluang selamat meningkat hingga 99.93%).
Pada kasus keguguran, aborsi dan terminasi pun injeksi ini perlu diberikan. RhoGam ini akan menghancurkan sel darah merah janin yang beredar dalam darah ibu, sebelum sel darah merah itu memicu pembentukan antibodi yang dapat menyeberang ke dalam sirkulasi darah janin. Dengan demikian janin akan terlindung dari serangan antibodi. Tidak seperti antibodi yang akan bertahan seumur hidup, RhoGam akan habis dalam beberapa minggu, karena itu, ia cukup aman bagi janin. Pada kehamilan-kehamilan berikutnya, dokter akan terus memantau apakan telah terjadi kebocoran darah janin ke dalam sirkulasi darah ibu, untuk menghindari telah terbentuknya antibodi.
Injeksi RhoGam terus diulang pada setiap kehamilan. Rhesus Anti-D-immunoglobulin tersedia dalam ampul 2ml yang mengandung 1000 unit. Untuk kehamilan 8-12 minggu 375 unit sudah cukup, tapi untuk kehamilan lebih lanjut, harus diberikan 1000 unit. Karena langkanya kehamilan dengan rhesus negatif, maka hanya apotik tertentu saja yang menyediakan RhoGam ini, biasanya harus dipesan terlebih dahulu minimal 5-7 hari sebelum dibeli.
Injeksi RhoGam tidak lagi diperlukan dalam kasus berikut:
Bila ibu menunjukkan kadar antibodi yang sangat tinggi dalam darahnya, maka akan dilakukan penanganan khusus terhadap janin yang dikandung, yaitu dengan monitoring secara reguler dengan scanner ultrasonografi, untuk memantau masalah pada pernafasan dan peredaran darah, cairan paru-paru, atau pembesaran hati, yang merupakan gejala-gejala penderitaan bayi akibat rendahnya sel darah merah.
Tindakan lain yang biasanya diambil ialah dengan melakukan pengecekan amniosentesis secara berkala untuk mengecek level anemia dalam darah bayi. Pada kasus tertentu, kadang diputuskan untuk melakukan persalinan lebih dini, sejauh usia janin sudah cukup kuat untuk dibesarkan diluar rahim. Tindakan ini akan segera diikuti dengan penggantian darah janin dari donor yang tepat. Induksi persalinan juga akan dilakukan pada ibu yang belum mempunyai antibodi bila kehamilannya telah lewat dari waktu persalinan yang diperkirakan sebelumnya, untuk mencegah kebocoran yang tak terduga.
Pada kasus yang lebih gawat, dan janin belum cukup kuat untuk dibesarkan diluar, akan dilakukan transfusi darah terhadap janin yang masih dalam kandungan. Biasanya bila usia kandungan belum mencapai 30 minggu. Proses transfusi ini akan diawasi secara ketat dengan scanner ultrasonografi dan bisa diulang beberapa kali hingga janin mencapai ukuran dan usia yang cukup kuat untuk diinduksi. Setelah bayi lahir, ia akan mendapat beberapa pemerikasaan darah secara teratur untuk memantau kadar bilirubin dalam darahnya. Bila diperlukan akan dilakukan phototerapi. Bila kadar bilirubin benar-benar berbahaya akan dilakukan penggantian darah dengan transfusi. Kadar cairan dalam paru-paru dan jantungnya juga akan diawasi dengan ketat, demikian juga dengan kemungkinan anemia.
Sering kita mendengar seseorang yang mengeluhkan kadar kolesterol dalam darahnya yang tinggi dan harus minum obat tertentu untuk membantu untuk menurunkan kadar tersebut. Kolesterol termasuk keluarga lemak, zat ini merupakan salah satu dari komponen lemak itu sendiri. Walaupun sering diartikan sebagai hal yang negatif, sebenarnya, lemak dalam tubuh memiliki fungsi sebagai zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh disamping zat gizi lainnya seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.
Lemak adalah cadangan energi yang memberikan kontribusi kalori paling tinggi. Seringkali kolesterol menjadi momok dan kerap dibicarakan sebagai sumber masalah kesehatan degeneratif dewasa ini. Namun demikian, bukan berarti kolesterol tidak memiliki fungsi bagi tubuh manusia. Dalam berbagai proses metabolisme tubuh, kolesterol juga mengambil peran penting diantaranya:
Kolesterol sendiri sebenarnya merupakan lemak yang tidak terlalu larut di dalam darah. Karena sifatnya yang tidak terlalu larut dalam darah itu, maka kolesterol butuh bantuan untuk dapat beredar dalam pembuluh darah tubuh. Kolesterol dalam darah akan terikat pada suatu ‘kendaraan’ yang disebut lipoprotein yang dapat membantu kolesterol untuk beredar di dalam pembuluh darah tubuh.
Kolesterol diproduksi di dalam hati sekitar 1gr/hari serta usus halus yang kemudian akan beredar didalam darah. Dalam kandungan darah, kolesterol terikat oleh suatu zat lipoprotein, zat tersebut terdiri dari:
Selain diproduksi sendiri dari tubuh, tubuh juga mendapatkan kolesterol dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari, terutama dari kuning telur, kerang-kerangan seperti udang, kepiting, jeroan seperti usus, babat, hati, limpa, otak, ginjal, dan jantung, serta makanan yang berasal dari susu misalnya mentega dan keju.
Namun sayangnya, dalam menjalankan fungsinya, kolesterol yang memiliki kepadatan protein lebih rendah (VLDL, ILDL, LDL) mudah sekali menempel dalam dinding pembuluh darah koroner sehingga menimbulkan plak, timbunan lemak pada dinding pembuluh darah ini sering disebut dengan plak aterosklerosis.
Jika pembuluh darah tersumbat oleh timbunan lemak tersebut, maka dampak lebih jauhnya diantaranya adalah stroke, serangan jantung, dan lainnya yang mengarah fatal kepada tubuh manusia. Oleh karena itu LDL akrab dewasa ini dikenal sebagai sebutan kolesterol jahat.
Sementara HDL bersifat menangkap kolesterol yang sedang dalam keadaan bebas di pembuluh darah untuk kemudiannya terbawa ke dalam hati untuk diproses lebih lanjut. Oleh karenanya HDL akrab dianggap sebagai kolesterol yang baik.
Sejatinya, kolesterol yang kita butuhkan tersebut dalam keadaan normal diproduksi sendiri oleh tubuh sudah dalam jumlah yang tepat. Namun, seiring dengan kesembarangan pola makan yang ada, jumlah menjadi berlebih jauh dari yang sekedar dibutuhkan oleh tubuh.
Timbulnya kolesterol dalam jumlah yang kelewat tinggi, diantaranya disebabkan oleh terlampau berlebihnya asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan serta makanan-makanan yang dewasa ini disebut sebagai makanan sampah (junkfood).
Tabel Jumlah Kolestrol pada Makanan |
||
Jenis Makanan |
Kolestrol |
Kategori |
Jenis makanan yang aman dikonsumsi karena kadar kolestrol yang rendah |
||
Putih telur ayam |
0 |
sehat |
Teripang |
0 |
sehat |
Susu sapi non fat |
0 |
sehat |
Daging ayam / daging bebek pilihan tanpa kulit |
50 |
sehat |
Ikan air tawar |
55 |
sehat |
Daging sapi / daging babi pilihan tanpa lemak |
60 |
sehat |
Daging kelinci |
65 |
sehat |
Daging kambing tanpa lemak |
70 |
sehat |
Ikan ekor kuning |
85 |
sehat |
Jenis makanan yang boleh dikonsumsi sekali-kali |
||
Daging asap (ham / smoke beef) |
98 |
sekali-sekali |
Iga sapi |
100 |
sekali-sekali |
Iga babi |
105 |
sekali-sekali |
Daging sapi |
105 |
sekali-sekali |
Burung dara |
120 |
sekali-sekali |
Ikan bawal |
120 |
sekali-sekali |
Jenis makanan yang perlu diperhatikan untuk dikonsumsi karena kadar kolestrol yang cukup tinggi |
||
Daging sapi berlemak |
125 |
hati-hati |
Gajih sapi |
130 |
hati-hati |
Gajih kambing |
130 |
hati-hati |
Daging babi berlemak |
130 |
hati-hati |
Keju |
140 |
hati-hati |
Sosis daging |
150 |
hati-hati |
Kepiting |
150 |
hati-hati |
Udang |
160 |
hati-hati |
Kerang |
160 |
hati-hati |
Siput |
160 |
hati-hati |
Belut |
185 |
hati-hati |
Jenis makanan yang berbahaya untuk dikonsumsi karena kandungan kolestrol yang tinggi. |
||
Santan |
185 |
berbahaya |
Gajih babi |
200 |
berbahaya |
Susu sapi |
250 |
berbahaya |
Susu sapi cream |
280 |
berbahaya |
Coklat |
290 |
berbahaya |
Margarin / Mentega |
300 |
berbahaya |
Jeroan sapi |
380 |
berbahaya |
Jeroan babi |
420 |
berbahaya |
Kerang putih / tiram |
450 |
berbahaya |
Jeroan kambing |
610 |
berbahaya |
Jenis makanan yang pantang untuk dikonsumsi karena kandungan kolestrol yang sangat tinggi. |
||
Cumi-cumi |
1170 |
pantang |
Kuning telur ayam |
2000 |
pantang |
Otak sapi |
2300 |
pantang |
Otak babi |
3100 |
pantang |
Telur burung puyuh |
3640 |
pantang |
Catatan: Untuk kategori berbahaya dan pantang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita masalah hipertensi atau problem jantung karena dapat menyebabkan serangan jantung, stroke dan bahkan kematian.
Gaya hidup sehat selalu menjadi prioritas utama agar dapat terhindar dari masalah-masalah yang diakibatkan oleh kolesterol yang tinggi, berikut tips untuk memiliki kolesterol yang normal:
Diet
Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kolesterol. Misalnya dengan mengkonsumsi susu tanpa lemak dan mengurangi konsumsi daging. Pilihlah makanan dengan kandungan lemak tak jenuh daripada kandungan lemak jenuh. Minyak yang digunakan untuk menggoreng secara berulang-ulang dapat meningkatkan kadar kolesterol, maka ada baiknya Anda mengurangi konsumsi makanan yang digoreng.
Konsumsi makanan berserat
Lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat seperti gandum, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Jenis makanan ini dapat menyerap kolesterol yang ada dalam darah dan mengeluarkannya dari tubuh.
Konsumsi antioksidan
Antioksidan banyak terdapat dalam buah-buahan seperti jeruk, strawbery, pepaya, wortel, atau labu. Mengkonsumsi bawang putih secara teratur juga dapat menurunkan kadar kolesterol.
Hindari alkohol dan merokok
Dengan merokok atau mengkonsumsi alkohol, kolesterol akan mudah menumpuk dalam aliran darah.
Olahraga
Berolahraga secara teratur sesuai dengan umur dan kemampuan. Jaga agar berat tubuh Anda tetap ideal.
Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Banyak nama lain untuk leptospirosis antara lain Demam Lumpur, Jaundis berdarah, Penyakit Stuttgart, Demam Canicola, penyakit kuning non-virus, penyakit air merah pada anak sapi, dan tifus anjing.
Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air (water borne disease). Air seni seseorang berpenyakit ini merupakan sumber utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewan. Kemampuan Leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam air menjadi salah satu faktor penentu bakteri menginfeksi orang lain. Hujan deras akan membantu penyebaran penyakit ini, terutama di daerah banjir. Gerakan bakteri memang tidak mempengaruhi kemampuannya untuk memasuki jaringan tubuh namun mendukung proses invasi dan penyebaran di dalam aliran darah calon korbannya.
Untuk mencegah dari terjangkit bakteri leptospira sebenarnya tidak terlalu sulit karena walaupun sang kuman mampu bertahan hidup beberapa bulan di air dan tanah tetapi kuman juga mempunyai sifat yang bisa mati oleh cairan anti kuman seperti lisol. Sehingga dengan membersihkan seluruh permukaan lantai, dinding, dan bagian rumah yang diperkirakan tercemar air kotor yang mungkin sudah berkuman leptospira, dengan cairan lisol, merupakan cara mudah dan murah mencegah dari penyakit leptospirosis.
Selain itu, perlu juga memperhatikan sanitasi di sekitar rumah dan lingkungan serta higiene perorangan dengan menjaga tangan selalu bersih. Selain terkena air kotor, tangan dapat tercemar kuman dari hewan piaraan yang sudah terjangkit penyakit dari tikus atau hewan liar, karena itu sedapat mungkin hindari kontak dengan air seni hewan peliharaan, seperti dengan membiasakan memakai pelindung, seperti sarung tangan karet sewaktu berkontak dengan air kotor, pakaian pelindung kulit, beralas kaki, memakai sepatu bot, terutama jika kulit ada luka, borok, atau eksim. Biasakan membasuh tangan sehabis menangani hewan, ternak, atau membersihkan gudang, dapur, dan tempat-tempat kotor.
Untuk kesehatan lingkungan, tikus rumah perlu dibasmi sampai ke sarang-sarangnya. Begitu juga jika ada hewan pengerat lain. Yang pasti leptospirosis tidak menular langsung dari pasien ke pasien, melainkan air seni hewan berpenyakit leptospirosis di air, makanan, dan tanah, yang menjadi ajang penularan penyakit hewan ini terhadap tubuh manusia.
Penyakit hepatitis atau yang dikenal masyarakat dengan penyakit kuning, sebenarnya adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit hepatitis ini antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol,penyakit autoimun, hasil komplikasi dari penyakit lain, efek samping konsumsi obat-obatan, maupun kehadiran parasit dalam organ hati.
Peradangan pada sel hati dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian dari organ hati. Jika semua bagian organ hati telah mengalami kerusakan maka akan terjadi gagal hati yang menyebabkan kematian.
Pencegahan dapat dilakukan dengan tepat jika kita mengetahui cara-cara penularan berbagai penyakit hepatitis. Hepatitis A menular melalui makanan dan minuman yang tercemar feses penderita hepatitis A. Kebiasaan jajan makanan dan minuman di sembarang tempat meningkatkan resiko tertular penyakit hepatitis A. Makanan mentah maupun setengah matang berpotensi terkontaminasi virus ini.
Beberapa cara pencegahan penyakit hepatitis A
1. Imunisasi
Imunisasi sangat efektif mencegah infeksi suatu penyakit. Setelah imunisasi tubuh akan menghasilkan antibodi yang merupakan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut. Imunisasi hepatitis A diberikan pada anak-anak usia antara 2 hingga 18 tahun sebanyak satu kali. Orang dewasa membutuhkan imunisasi ulang (booster) setelah 6 hingga 12 bulan imunisasi pertama. Kekebalan yang didapat dari imunisasi ini dapat bertahan selama 15 hingga 20 tahun. Namun seseorang yang telah diimunisasi dapat terkena hepatitis A jika ia terinfeksi virus hepatitis A antara waktu 2 hingga 4 minggu setelah imunisasi, karena pada saat itu tubuh belum menghasilkan antibodi dalam jumlah cukup.
Mereka yang sebaiknya mendapatkan imunisasi ini adalah:
2. Imunitas sementara
Mereka yang sering bepergian ke daerah lain sebaiknya mendapatkan kekebalan sementara untuk mencegah infeksi virus hepatitis A terutama jika daerah tujuannya adalah daerah endemik hepatitis atau daerah yang sanitasinya buruk. Imunitas sementara dapat diperoleh dengan pemberian immunoglobulin (Ig). Ig untuk pencegahan hepatitis A berisi antivirushepatitis A yang sangat efektif setelah 2 minggu pemberian. Untuk mereka yang harus menetap di daerah endemik, Ig anti virus hepatitis A sebaiknya diulang setiap 3 hingga 5 bulan.
3. Menjaga kebersihan
Mencuci tangan dengan menggunakan sabun setiap kali selesai buang air besar dan kecil sangat dianjurkan untuk menghambat penularan virus hepatitis A. Hal yang sama perlu dilakukan pula pada saat sebelum makan, mengolah dan menyiapkan makanan. Awasi dan berikan pengertian pada anak-anak agar tidak memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya.
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus adalah penyakit campak. Penyakit campak tau yang dikenal juga dengan istilah measles disebabkan oleh virus Morbili. Gejala campak memang agak sulit dideteksi secara dini. Karena gejala campak, seperti batuk, pilek, dan demam, hampir sama dengan penyakit flu biasa, bahkan gejala munculnya bercak merah di kulit pun hampir mirip dengan keracunan obat atau alergi karena dingin.
Gejala awal penyakit campak ini dimulai dengan adanya batuk-batuk. Lalu, 1-2 hari kemudian timbul demam yang tinggi dan turun naik berkisar antara 38-400C, selama lima hari. Biasanya diikuti dengan mata merah dan seperti berair.
Pada saat itu pula, biasanya muncul bintik putih seperti Koplik spot di sebelah dalam mulut. yang akan bertahan 3-4 hari. Sebagian penderita juga mengeluhkan munculnya diare. Memasuki hari kelima demamnya akan tinggi sekali. Pada waktu itulah, bercak merah mulai keluar.
Bercak merah campak berbeda dengan bercak karena penyakit lain misalnya biang keringat, yang tidak dibarengi dengan demam. Bercak-bercak merah ini muncul secara bertahap dan merambat. Lokasi khusus ini biasanya muncul pertama kali di belakang kuping, leher, dada ke bawah, tangan, kaki lalu ke muka.
Jadi, bercak-bercak merah ini tak sekaligus muncul ke seluruh tubuh. Perlu waktu, biasanya seminggu baru memenuhi seluruh tubuh. Tetapi, jika daya tahan tubuh anak cukup bagus bercak merahnya tak terlalu menyebar atau tak terlalu penuh. Umumnya jika bercak merah ini sudah keluar, demamnya akan turun dengan sendirinya. Usai itu, kulit kemudian menjadi hitam bersisik, kira-kira selama 2 minggu. Timbul warna kehitaman itu merupakan periode penyembuhan. Lama-lama tanda hitam itu akan rontok, hilang atau sembuh dengan sendirinya.
Bercak-bercak merah ini menimbulkan gatal luar biasa. Yang dikhawatirkan, timbul infeksi karena anak menggaruk dengan tangan yang tidak bersih. Infeksi ini muncul seperti bisul-bisul kecil bernanah. Mandikan anak saat panasnya sudah turun, minimal dilap handuk basah untuk membersihkan keringatnya. Usahakan untuk menggunakan sabun bayi yang tak terlalu merangsang kulit atau yang tak terlalu keras. Bila anak tak dimandikan, mereka akan berkeringat dan tentu rasanya lebih gatal lagi. Dengan mandi anak akan merasa nyaman. Untuk mengurangi rasa gatalnya, taburkan bedak khusus ke seluruh tubuh setiap habis mandi.
Untuk diketahui, semua penyakit virus itu bersifat endemis. Artinya penyakit itu tidak mengenal musim, karena bisa muncul sepanjang tahun. Karena itu, pencegahan dilakukan hanya dengan imunisasi campak. Imunisasi pertama dilakukan pada usia 9 bulan. Lalu diulang pada usia 5-6 tahun atau ketika sekolah TK atau SD kelas satu.
Vaksin campak ini tergolong ringan sekali, tak ada efeknya. Cuma biasanya setelah satu minggu, badan agak hangat dan adakalanya diare. Tapi, vaksin ini lebih ringan daripada vaksin DPT.
Karena umumnya campak banyak menyerang anak usia balita, maka imunisasi diberikan saat di bawah usia satu tahun. Bila dalam satu keluarga terdapat seorang yang menderita campak dan ada bayi yang belum diimunisasi campak, sedapat mungkin mereka dipisahkan. Kemudian lakukan observasi pada bayi selama kurang lebih 3 minggu. Bila bayi tak terkena dalam waktu itu, segera berikan imunisasi. Tapi, bila terkena campak, tak perlu diimunisasi karena vaksin imunisasi merupakan virus yang hidup tapi dilemahkan, sehingga sudah ada anti virus di dapat dalam tubuh si bayi.
Anak yang sudah mendapatkan imunisasi diharapkan tak terkena campak. Karena sudah ada imunnya. Kalau toh terkena tak akan sampai berat. Perlu diingat, seorang anak akan terkena campak sekali seumur hidup. Dan bila masa kecilnya tak terkena campak bisa saja terkena di usia setelah besar. Kecuali bila daya tahan tubuhnya kuat, ada kemungkinan tidak terkena.
© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Admin
Keluhan, Kritik dan Saran
Sorry, I'm offline at the moment. I'll be back online in the next 3 hours 10 minutes
20:00Informasi
Medical Check Up
Sorry, I'm offline at the moment. I'll be back online in the next 3 hours 10 minutes
20:00Pendaftaran Rawat Jalan
Khusus Pasien BPJS
Sorry, I'm offline at the moment. I'll be back online in the next 3 hours 10 minutes
20:00Pendaftaran Rawat Jalan
Pribadi, Asuransi, dan Perusahaan
Sorry, I'm offline at the moment. I'll be back online in the next 3 hours 10 minutes
20:00